Kamis, 19 Juni 2014

Inskripsi Lima Batu Makam Belanda di Museum Wayang Jakarta

Oleh:
Lilie Suratminto

Penelitian ini khusus inskripsi pada batu makam, yaitu lima batu makam di Museum Wayang yang ditulis dalam bahasa Belanda abad ke-17 M dan ke-18 M. Pada dinding bagian dalam Museum Nasional yang dahulu bernama Oude Hollandsche Kerk, tertulis:

OP DEZE PLAATS STOND 1640 TOT 1732 DE OUDE HOLLANDSE KERK OF KRUISKERK EN VAN 1736 TOT 1808 DE NIEUWE HOLLANDSCHE KERK. IN DIE KERKEN EN OP HET TERREIN DAARROMHEEN, HET HOLLANDSCHE KERK VONDEN HUN LAATSTE RUSTPLAATS
 (di tempat ini dari tahun 1640 sampai dengan 1732, berdiri Gereja Belanda Lama atau Gereja Salib dan pada 1736 sampai dengan 1808 Gereja Belanda Baru. Di gereja itu dan di tempat sekeliling Gereja Belanda, mereka (telah) menemukan peristirahatan terakhir).
DE STICHER VAN BATAVIA JAN PIETERSZOON COEN IN 1634
(pendiri kota Batavia Jan Pieterszoon Coen pada tahun 1634)
EN DE 18_IER VEVENS GENOEMDE GOUVERNEURS GENERAALZOONEDE TALVANHOOGE COMPAGNIE DEENAREN EN VELE VAN HUNNECHTGENOOTEN EN FAMILIE LEDEN
yang ini tidak diterjemahkan karena menurut pengaturan beberapa kosakata perlu direkonstruksi.



Objek Penelitian
  1. Makam Gubernur Jendral Gustaaff Willem Baron van Imhoff (1750)
  2. Makam Gubernur Jendral Abraham Patras (1737)
  3. Makam Elisabeth van Heyningen, istri mantan Gubernur Jendral Willem van Oudhoorn, bersama suaminya (1704)
  4. Makam Maria Caen bersama suami dan keluarganya (1640)
  5. Makam Cornelis Cesaer (Caesar) dan Anna Ooms (1657).
Batu-batu makam tersebut dipilih karena kondisinya yang masih bagus dan utuh dan dapat mewakili batu makam yang lain.  Dalam buku Oud Batavia, dijelaskan bahwa batu makam VOC dipahat di Coromandel, India. Dipimpin oleh ambacht, ahli profesional pegawai VOC yang ditugasi memimpin pembuatan batu makam. Ditulis dengan huruf timbul sebagian dengan huruf cekung. Ragam bahasa pada batu makam sangat unik. Kosa kata yang sering kita jumpai misalnya RIP akronim dari rest in peace, hier legt, hier leyt, hier lecht, hieronder rust, overleden, hier begraven, in den heer ontsnap, oud zijnde, geboren, anno dan obiit.

Berita pada batu makam zaman VOC berbeda-beda, namun ada kesamaan umum, yaitu berita meninggalnya orang yang dimakamkan disitu, misalnya: Hieronder rust zijn hoogedelheyd den heere Abraham Patras (disini beristirahat paduka yang mulia tuan Abraham Patras); jabatan orang yang dimakamkan sewaktu masih hidup, misalnya: Gouverneur Generaal van Nederlands-India (Gubernur Jendral Hindia-Belanda); tempat dan tanggal lahir orang yang dimakamkan disitu, misalnya: Geboren tot Grenoble den 22 Mey A` 1671 (lahir di Grenoble pada tanggal 22 Mei 1671); atau tempat dan tanggal meninggal orang yang dimakamkan disitu, misalnya: Overleden op Batavia A` 1737 (wafat di Jakarta pada 1737).

makam Willem van Imhoff

Inskripsi pada Lima Batu Makam:
  1. HIER LEGT BEGRAVEN ZYNE E/ CELL DEN HOOG EDELEN HEERE GVSTAAFF WILLEM BARON VAN IMHOFF GENERAALOVERDEINFANTERY TENDEENSTEVAN DEN STAATDER VEREENIGDE SELVE ENDE NEDERLANDSCHE OOST INDISCHE COMP GOVVERNEVR GENERAAL VAN NEDERLANDS INDIA GEBOREN TOT LIER IN OOST VRIESLAND 8STE AVGVSTUS 1705 EN OBYT 1STE NOOVEMB 1750
  2.  HIER ONDER RUST ZYNHOOGEDELHEYD DEN HEERE ABRAHAM PATRAS GOUVERNEUR GENERAAL VAN NEDERLANDS IINDIAc GEBOREN TOT GRENOBLE DEN 22 MEY A`:1671 OVERLEDEN OP BATAVIA DEN 3 MEY A` 1737
  3. HIERONDER LECHT HET LIJK VAN VROVN ELISABET VAN HEYNINGEN GEMALINNE VAN ZYN EDELHEYT WILLEM VAN OVTHOORN OVT GOVVERNEVR GENERAAL VAN NED.INDIE.GEBOOREN TE HOORN (?) DEN 4EN DECEMBER 1648 OBIIT DEN 10 OCTOBER 1704 HET LYK VAN WILLEM VAN OUTHOORN GOUVERNEVR GENERAAL VAN NED. INDIA.VAN DEN 24 SEPTEMBER 1691 TOT DEN 15 AVGVSTVS 1704 SEDET (DIEN TYD OVT-GOVVERNEVR GENERAAL VAN NED.INDIA) (GEBOREN TE LARIEK OP AMBON DEN 4EN MEY 1636) OBIIT DEN 27 NOVEMBER 1720
  4. HIER LEYT BEGRAVEN IVFFROVW MARIA CAEN GEBOREN OPT EYLANDT POROQY IN BANDA HVYSVROVW VAN DEN SECRETARIS PIETER MESTDAGH GESTOR VEN VIII SEPTEMBER oA O XVI C XXXX HIER ONDER RUST TLICHAEM VAN DHEER ANTHONI CAEN IN SYN LEVENORDINARRIS RAAT VAN NEDERLANTSINDIA DEN ii AVGVSTiANNO 1648 IN DEN HEER ONSLAP                                                                                                                                                   IVFFR.IOHANNA.GILLIS-SERVIS-HVIS,VROVW VAN DE E D.HEER.ANTHONI CAEN OVT SYNDE.OMTRENT.80.IAREN IS.OP DEN 13 DEC.DES IARES 1667 GODTVRVCHTICH.IN.DEN.HERE.ONSLAPEN.ENDE.ALHIER.BEGRAVEN.IGEE SVSANNA CAENS HVYSVROVWE VAN DEN MANHAEFTEN CAP MAXIMILIAEN BONTAN IS OP 21 DECEMBER ANNO 1650 GESTORVEN EN TLICHAEM HIERONDER TERVSTE GEBERGAT
  5. HIER LEYT BEGRAVEN DE H CORNELIS CESAER  GEBOOR,,TIGH: VANDERGOES.INSYNLEVEN GEWEEST.RAAT.ORDINARISVAN INDIA OP BATAVIA.SYNDEOVT 48. IAAREN OVERLEDEN ADY.5:. OCTOBER DES IAARS 1657:. MITSGADERS ANNA OOMS DOCHTER VANDEN COOPMAAN EDVARD OOMS OVT VYFEN EENHALFIAAREN OVERLEDENADY8AVGVSTY ANNO 1659
 yang menjadi permasalahan utama dalam membaca data inskripsi batu makam Belanda zaman VOC ialah :
  1. kesulitan membaca aksara, baik yang digatakan maupun yang tidak di-stilir,
  2. kemampuan merekonstruksi aksara yang aus, hilang atau susah dibaca,
  3. penguasaan ejaan dan tata bahasa Belanda abad ke-17,
  4. penguasaan akronim atau singkatan,
  5. penguasaan kosakata saat inskripsi ditulis,
  6. penguasaan bahasa Belanda modern,
  7. rasa bahasa (taalgevoel) misalnya bahasa halus dan kasar.
ada pengubahan berdasarkan tata bahasa dan juga pilihan kata misalnya tot diubah menjadi te yang maknanya "di" (keterangan tempat). Terdapat penggunaan akronim t dari kata het misalnya tlichaem (het lichaem), opt (op het), juga d dari kata de misalnya dheer (de heer) pada batu makam 4. Tanda tanya berarti belum jelas, misalnya kata godtvrvchtich (?) pada batu 4. Makna kata ini belum jelas. Untuk Cesaer (?) pada batu 5, mungkin terjadi proses metathesis sebab nama yang lazim di Belanda adalah Caesar dan bukan Cesaer. Untuk kata gebergat (?) pada batu 4, apakah telah terjadi kesalahan pahat si tukang pahat? Mungkinkah yang akan ditulis gebragt

Pilihan Kosakata
A. Berita meninggalnya orang yang dimakamkan di situ:
  • hier legt begraven (1750) = "disini dimakamkan"
  • hieronder rust (1737)  = "disini beristtirahat"
  • hier lecht het lyk (1704)  = "disini berbariing mayat"
  • het lyk van.... (1720)  = " mayat dari..."
  • hier lyt begraven (1640) = "disini dimakamkan"
  • hieronder rust tlichaem (1648)  = "di bawah ini beristirahat tubuh"
  • in den heer onslap (1648)  = "meninggal di pangkuan Tuhan"
  • alhier begraven (1650)  ="disini telah dikebumikan"
  • hier leyt begraven (1657)  = "disni berbaring dikebumikan" 
  • mitsgaders (hier leyt begraven) (1659)   = "juga (disini dimakamkan)"
  • onder te ruste gebergat (gebracht?)  =" dibawah istirahat"
B. Usia orang yang dimakamkan
  • oud zijnde omtrent 80 jaren  ="berusia kira-kira 80 tahun"
  •  synde out 48 jaren  =" usianya (laki-laki) 48 tahun"
  • out viffen eenhalfjaren  ="berusia lima setengah tahun"
C. Sebagai kata sambung dipilih
  • dengan tanda titik (...) pada batu makam 3
  • kata sambung ende (dan) pada batu makam 4
  • mitsgaders (demikian pula) pada batu makam 5
Ada kesulitan membaca karena gaya tulisan, misalnya pada batu makam 1 pada kata infantery, huruf y digayakan seperti tombak trisula milik dewa Neptunus. Mula-mula tampak seperti huruf t, sehingga susah untuk menafsirkan aksara tersebut. Pada penelitian pertama dan juga pada literatur, batu makam 4, tertulis: Hieronder legt begraven ivvrouw Maria Caen.... Akan tetapi pada penelitian ulang inskripsi tersebut telah di cat oleh pihak Museum Wayang dengan tulisan : Hieronder legt begraven ivvrouw Marta Garn... Pengubahan nama ini perlu dikoreksi kembali karena nama ini jelas salah menurut penulisan nama depan bahasa Belanda seharusnya Martha (dengan th). Ketidakcocokan kedua ialah nama keluarga Garn tidak cocok dengan nama keluarga yang dimakamkan disitu, karena nama keluarga disitu adalah Caen.


Dasar pemilihan kosakata untuk "meninggal" seperti yang telah digambarkan menunjukkan adanya gradasi pemilihan kosakata dari tingkat kasar: Het lijk van, yang bermakna "mayat dari", sampai pada Hieronder rusut zijn hoogedelheyd den heere yang bermakna "disini beristirahat paduka yang mulia".

Daftar Pustaka
Haan,F.de
1923 Oud Batavia. Gedenkboek uitgegeven door het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen n.a.v. het driehondering bestaan van den stad. 's Gravenhage: Indisch Genealogische Vereniging, 1ste-2e deel.

Sumber:
Lilie Suratminto
2012 "Inskripsi Lima Batu Makam belanda di Museum Wayang Jakarta", dalam Aksara dan Bahasa: Membaca dan Mengungkap Kearifan Masa Lalu, Machi Suhadi,et.al (Ed.),hlm:247-260, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.












Epigrafi Islam di Indonesia: Kajian Berdasarkan Data Arkeologi


Oleh: 
Hasan Muarif Ambary

Kaligrafi Islam di tanah asalnya memiliki akar sejarah tradisi menulis indah dari bangsa Arab yang dikenal dengan sebutan khat yang merupakan manifestasi dari makna kata kaligrafi (kaligraphia:tulisan indah). Dengan demikian, epigrafi Islam di Indonesia memperlihatkan ciri normatif yang dalam wujud fisik kultur yang membawa serta perwujudan tradisi dan budaya lokal nusantara. Ciri kenusantaraan epigrafi Islam Indonesia tetap masih memiliki ciri seni Islam yang memiliki ketinggian estetika dan bersifat Islamiyah (Ambary,1991:2).

Epigrafi Islam sebagai Produk Budaya
Epigrafi, termasuk di dalamnya epigrafi Islam, merupakan bagian penting dari studi arkeologi, karena arkeologi merupakan disiplin yang mempelajari budaya masa lampau. Dengan objek arkeologi tersebut, kita mewarisi seluruh peninggalan budaya material dari masa lampau. Saat menerawang makna kebudayaan, AL-Faruqi memilih jargon yang lebih khusus. Ia memaknai kebudayaan sebagai adab yang dalam tradisi kebudayaan Islam berarti husna yang berarti keindahan dan kebaikan perkataan,sikap,dan perbuatan (Al-Faruqi,1989;Ambary,1993:3).

Epigrafi Islam melalui Kajian Arkeologi
Hasil penelitian epigrafi dapat menunjukkan signifikansi kehadiran Islam di Indonesia, yakni bukti tulisan di berbagai media (benda). Yang memiliki atribut kuat ialah yang beraksara atau berhuruf Arab. Bahasanya dapat berupa bahasa Arab, Melayu, Jawa, dan Sunda.

Salah satu objek epigrafi ialah kaligrafi. Dalam hal ini, tentu saja yang dimaksud adalah kaligrafi Islam, yang merupakan:
A. Seni dalam kesenian Islam
B. Puncak kesenian Islam yang mencerminkannya spiritual Islami dan
C. Pusat ekspresi seni Islam

Penulisan kaligrafi Islam, khususnya pada abad ke-10 Masehi, sangat beragam. Gaya khofifah, yang semula tampak kaku, kemudian menjadi semakin luntur dan ornamentasinya, meskipun tetap angular. Akan halnya bentuk tulisan kuratif (miring), terdapat berbagai gaya seperti sulis, naskhi, muhaqqaq, raihani, riqa dan tuai. Pada masa berikutnya, gaya riqa dan tuai tidak tampak lagi digunakan.

Kaligrafi Islam Indonesia sebagai elemen epigrafi Islam Indonesia telah menjadi alat seniman Indonesia untuk memperlihatkan keindahan huruf Perso-Arabic yang dimanisfestai sebagai media. Pada umumnya isi kaligrafi merupakan kutipan ayat Al-Quran yang diwujudkan pada media arsitektur dan dekoratif. Salah satu bentuk atau gaya yang paling kuno dalam kaligrafi Islam di Nusantara adalah gaya khufiqe. Bentuk gaya ini umumnya terdapat pada makam kuno. Model tulisan yang lebih lazim dan ditemukan cukup banyak yaitu tulisan gaya naskhi.

Bukti epigrafis pada kurun pertumbuhan Islam di Indonesia memperlihatkan kepada kita konfigurasi data bagaimana Islam merambah wilayah Nusantara. Bukti tersebut dibedakan dalam dua kategori:

  • masing-masing memperlihatkan anasir kebudayaan asing
  • merupakan perkembangan kreativitas lokal

Kaligrafi Islam dari Makam Kuno
  • Makam Fatimah binti Maimun
terletak di Desa Leran, sebelah barat kota Gresik. Dari bukti ini data pertanggalan pada batu nisannya 475 H (1082 M) yang merupakanpeninggalan Islam tertua di Nusantara. Satu-satunya peninggalan lain yang sama tuanya dan bertulis saya Kufi yaitu makam yang terletak di Pandurangga (Panrang), sekarang masuk wilayah Vietnam. Bukti-bukti lainnya hanya sebatas catatan perjalanan para musafir muslim ke Asia Tenggara yang pada umumnya pada abad ke-8-ke-9 Masehi (Wheatly,1961).
  • Makam Maulana Malik Ibrahim
Selang empat abad di Gresik terdapat makam dari marmer yang berasal dari Cambay, Gujarat yang bertuliskan gaya Kufi. Makam ini ialah makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada 882 H (1419 M). Jenis huruf dan pola hias sama dengan beberapa makam di Pasai yang umumnya bertarikh sezaman (abad ke-15 M). 
  • Makam Nahrisyah di Pasai
makam yang terletak di Kutakarang, Kecamatan Samudra, Kabupaten Aceh Utara ini serupa dengan makam Maulana Malik Ibrahim. Pada makam tersebut tertera nama silsilah raja-raja yang menjadi nenek moyang Nahrisyah. Dimulai dengan tokoh yang wafat pada 831 H (1428 M) hingga raja dari kerajaan Samudra-Pasai pertama yaitu Malik As-Saleh.  

Setelah memperhatikan bahan batu nisan serta tulisan gaya Kufi yang tertera di ketiga makam tersebut dapat dipastikan bahwa nisan-nisan tersebut diimpor dari Cambay. Demikian perkembangan tulisan gaya Kufi yang mengalami perkembangan gya dari abad ke-11-ke-15 M.

Makam Nahrisyah, Aceh

Makam Maulana Malik Ibrahim, Gresik

Makam Kuno Abad XIII-XVII M
  • Makam Tuhar Amisuri di Barus
makam ini terletak di pusat kota tua Barus, di kompleks makam Kedai Gadang. Tercantum nama Siti Tuhar (Tuhar Amisuri)  yang wafat pada 620 H (1206). Penggunaan sayyidah pada namanya dapat ditafsirkan bahwa dia berasal dari Arab. Memang tidak ada petunjuk adanya dinasti raja-raja Islam pada abad itu di Barus, namun hal tersebut membuktikan pernah ada kelompok Islam di daerah tersebut. Batu nisan dan jirat makam terbuat dari batu andesit. 
  • Makam Malik As-Saleh
makam ini terbuat dari andesit. Jiratnya sudah rusak namun nisan masih dalam keadaan baik. Tercantum nama Malik As-Saleh yang wafat pada Ramadhan 696 H (1297 M). Dalam hikayat Raja-Raja Pasai, beliau dikenal sebagai raja pertama kerajaan Samudera Pasai.
  • Makam Malik al-Zahir
sultan Malik al-Zahir wafat pada 1326 M. Makam bersebelahan dengan Malik as-Saleh dan dibuat dari granit hitam. Bahan ini tidak lazim digunakan dan bentuk tulisannya pun kasar. Patut dipertanyakan apakah nisan itu merupakan salinan setelah nisan aslinya hilang. Namanya tercantum dalam Hikayat Raja-Raja Pasai yaitu putra dan pengganti Malik as-Saleh.
  • Makam Kuno di Troloyo
di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto terdapat kompleks makam kuno Islam yang berjumlah kira-kira sepuluh makam berpahatkan prasasti bahasa Arab. Diantaranya adalah makam Zainuddin yang wafat 847 H. Selain kaligrafi Arab dan tulisan lokal Jawa, umumnya memuat pola hias yang dikenal dengan sebutan Sinar Majapahit. Pola hias yang dipahatkan pada batu nisan berpola sudut enam atau sudut 12 ini menyebar di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada periode kemudian (Damais,1957:353-415).
  • Makam Raja Ternate
Ada dua kompleks makam raja, yaitu di kaki bukit yang disebut Foramadyahe dan di dekat Masjid Agung kerajaan di pusat kota. Sultan yang dimakamkan di Foramadyahe ialah Sultan Baabullah dan Sultan Khairun dari pertengahan abad ke-17 M dan yang dimakamkan di dekat Masjid Agung adalah yang memerintah abad ke-18-19 M yang diperkaya dengan kaligrafi Arab dan pola hias daun-daunan. Kuburan tertua di daerah Masjid Agung adalah makam Sultan Ternate Silajl Muluk Amiruddin Iskandar Qaulaen yang wafat pada hari sabtu 10 Syawal 1213 H (13 Maret 1799 M). Kaligrafi Arab umumnya dituliskan dengan gaya Naskhi diperkaya rangkaian hiasan daun-daunan yang menggambarkan pohon dengan cabang dan daunnya yang rindang. 
  • Makam Kuno Sultan Tidore
Walau tidak sebanyak Ternate, di Pulau Tidore di kota Soasio terdapat makam sultan Tidore. Ada dua kategori yaitu berbentuk polos tanpa pola hias dan juga berhias, termasuk kaligrafi Arab. Diantaranya yaitu makam Sultan Muhammad Tahir Pola Ijo, tidak tertera tanggal lahirnya. Namun dari sumber tertulis didapatkan keterangan jika ia wafat pada 1811 M.

Makam Malik As Saleh

Makam Malik Az Zahir

Perkembangan Seni Kriya dalam Epigrafi Islam Abad XVII-XX M
Pada umumnya data epigrafi Islam merupakan necropolis (tempat pemakaman raja). Selain sumber kaligrafi pada makam dapat juga dijumpai dalam berbagai media, seperti kertas, kaca, logam, dll. Hal lain yang diamati adalah Al-Quran kuno yang ditulis pada kertas. Umumnya pemakaian bahan untuk menulis ada dua macam, yakni deluwang yang berasal dari produksi lokal, sedang bahan kertasnya impor. Kertas mulai digunakan di nusantara pada akhir abad ke-16 M.

Dari segi kreasi seniman kaligrafi abad ke-17 M dan sesudahnya, ada kecenderungan dari para seniman untuk melukiskan gambaran mahkluk bahkan wujud manusia antromorpik, walaupun masih dalam bentuk yang masih tersamar pada media kayu dan kaca umumnya muncul abad ke-17 M. Karya seperti ini banyak di temukan pada produk keraton Cirebon, Yogyakarta, Surakarta dan tempat lain. Para seniman mewujudkan karyanya sebagai produk lukisan seperti perwujudan antromorpik, walaupun konsepnya merupakan kaligrafi yang hurufnya disusun sedemikian rupa sehingga berwujud seperti mahkluk.

Macan Ali di Museum Kasepuhan Cirebon



Banteng Windu,, Cirebon

Dalam karya kaligrafis yang kontemporer ini, yang dihasilkan dalam panel kayu maupun kaca atau bahan lain, motif faun-daunan tetap dominan sebagai unsur atau motif utama. Demikian pula dengan ilmu ukur. Kedua motif pertama tersebut diperkaya dengan design kaligrafi berupa huruf atau kata, bahkan kalimat lengkap ataupun huruf yang telah digayakan dalam motif daun dan bentuk mahkluk antromorpik.

Pada abad ke-17-20 M menggunakan media wayang sebagai objek. Wayang tersebut merupakan perwujudan mahkluk yang digambarkan secara tersamar dalam bentuk kaligrafi Arab. Pada abad ke-18-19 M orientasi beralih dari keraton ke pesantren ketika peran elite birokrat dan kerajaan mulai hilang kekuasaan. Tema kaligrafi kembali ke-sufisme yang mereka wujudkan dalam suasana hutan dengan segala isinya juga perwujudan dalam bentuk mahkluk antromorpik.. Dalam perkembangan kaligrafi modern muncul gejala baru, yaknii karya kaligrafis yang dituangkan pada media kayu atau bahan kain yang menggambarkan beberapa Al-Quran atau hadits berupa untaian huruf yang hanya si seniman sendirilah yang dapat menerangkannya (abstrak). Kemudian media penting yang berkembang kemudian adalah kaligrafi bangunan masjid. Ketika arsitektur masjid bergaya Timur Tengah atau Moghul muncul (abad ke-17- akhir abad ke-19 M), kaligrafi Arab mulai memperkaya hiasan masjid.

lukisan kaligrafi abstrak Amri Yahya

Masjid Raya Baitul Rahman, Aceh
Dari huruf yang berkembang melalui telaag kaligrafi ini, huruf kufi berkembang lebih dahulu dan umumnya diperkenalkan dengan mendatangkan nisan makam atau kubur dari Cambay, Gujarat, sejak abad ke-11 M. Jenis lain seperti naskhi dan beberapa gaya huruf berkembang juga dan digunakan dalam berbagai media seperti batu, kaca, logam, kayu dan kertas.

Dalam perkembangannya, karya kaligrafi baik yang dihasilkan oleh seniman istana maupun luar istana, berhasil menyerap unsur budaya setempat dan diwujudkan dalam karya kaligrafi. Munculah kaligrafi berupa karya dengan motif wayang. Unsur antromorpik mereka wujudkan dalam bentuk pseudo-antromorpik yang di stilir (disamarkan).

Daftar Pustaka:
Al-Faruqi, Ismail.R
1989 Islam dan Kebudayaan (terjemahan), Bandung: Mizan

Ambary, Hasan Muarif
1991 Kaligrafi Islam Indonesia, Dimensi dan Signifikansinya dari Kajian Arkeologi, jakarta:
         Puslitarkenas.
1995 "Some notes on the Discovery of the Archaeological Evidence at Ternate," Aspects of
        Indonesian Archaeology, No.10.

Wheatly,Paul
The Golden Khersonese, Kuala Lumpur: University of Malay Press.

SUMBER:
Hasan Muarif Ambary
2012 "Epigrafi Islam di Indonesia: Kajian Berdasarkan Data Arkeologi", dalam Aksara dan Makna : Membaca dan Mengungkap Kearifan Masa Lalu, Machi Suhadi (Ed.),hlm: 205-218, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.