Allan F.Lauder dan Multamina RMT Lauder
(Judul asli “Berbagai Kajian Linguistik”, ringkasan
dalam buku Pesona Bahasa:Langkah Awal
Memahami Linguistik)
Epigrafi merupakan
cabang ilmu yang menelaah isi tulisan pada prasasti. Pada umumnya media
prasasti adalah batu (termasuk di atas batu nisan) atau tembaga dan isi
prasasti berkisar pada masalah sejarah, sosial, dan keagamaan. Orang yang
pertama kali menaruh perhatian pada prasasti adalah Raffles sebagaimana yang
tertuang dalam bukunya The History of Java tahun 1817. Penelitian mengenai
prasasti berkembang sekitar tahun 1850-an. Orang Indonesia yang menekuni
epigrafi adalah R.Ng.Poerbatjaraka, lalu diikuti oleh Boechari dan kawan-kawan.
Pengetahuan linguistik
sangat diperlukan untuk memahami bahasa kuno. Dalam hal ini, pengetahuan
tentang kaidah perubahan bunyi dan korespondensi bunyi sangat membantu untuk
melacak kata-kata arkais yang sudah tidak dipakai lagi pada masa kini. Sebagai
contoh, di salah satu prasasti ditemukan kata rimwas. Tak ada satupun kamus
yang dapat membantu memahami makna rimwas. Dengan bantuan kaidah perubahan
bunyi dan korespondensi bunyi, kata rimwas dapat direkonstruksi menjadi rimbas
yang dalam bahasa Sunda berarti “parit”.
Epigrafi pada umumnya
dipelajari oleh para ahli arkeologi. Kegiatan penelitian prasasti sangat
mengasyikkan karena sifat pekerjaannya seperti detektif yang harus memecahkan
kata-kata arkais untuk memahami isi tulisan pada prasasti.
Kushartanti, dkk (Peny.),2005.
Pesona Bahasa:Langkah Awal Memahami Linguistik, hlm: 233-234.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar