Ludvik
Kalus
Inskripsi pada batu
nisan Fatima bint Maymun, yang ditemukan di Leran (Jawa) dan bertanggal 475 H,
adalah prasasti Arab yang umumnya dianggap sebagai yang tertua yang pernah
ditemukan di Indonesia. Meskipun kini tempat nisan itu ditemukan (atau pernah
ditemukan dahulu) telah menjadi suatu tujuan ziarah (sedangkan nisan itu
sendiri sudah beberapa bulan lalu dipindahkan ke museum Trowulan), rupanya
inskripsi tersebut harus dipandang sebagai barang impor ke alam Indonesia.
Sebuah benda lain, yang sangat berbeda jenisnya, yang tidak bertanggal dan
mungkin sama-sama merupakan barang impor, barangkali saja lebih kuno.
Benda itu adalah sebuah
cap-jimat yang ditemukan di Barus (Sumatra) oleh suatu tim arkeologi
Indonesia-Prancis pada tahun 1997, waktu diadakan penggalian di situ. Cap-jimat
itu ditemukan di situs Lobu Tua, di luar kerangka stratigrafi. Situs itu
sendiri diketahui berasal dari periode pertengahan kedua abad ke-9 M sampai
abad ke-11 M, tetapi sukar diketahui bagaimana benda kecil di atas (yang
kiranya kehilangan oleh si pemiliknya) dapat ditentukan masanya. Patut dicatat
lebih dahulu bahwa inilah cap-jimat Islam kuno yang pertama ditemukan di
Indonesia.
Deskripsinya sederhana
saja. Cap-jimat itu dibuat dari kaca tembus-lihat berwarna hijau tua, berbentuk
lonjong, dengan pinggir bawahnya berlekuk. Ukurannya 15 mm panjang, 13 mm
lebar, dan 3 mm tebal. Di sisi bawah terdapat sebuah inskripsi dua baris dalam
bahasa Arab berupa relief timbul. Di baris pertama terbaca “Allah” dengan tulisan hias di mana ruang
di antara kedua huruf lam terisi dengan tiga garis mendatar
ditambah sebuah lingkaran kecil di atasnya. Alif
awal kata itu berbentuk semacam mata kail (yang menyebabkan kata itu dapat juga
dibaca “bi-llah”), sedangkan ha akhir
berbentuk garis pendek tegak yang terbelah. Baris kedua berisi kata “Muhammad” yang ditulis dengan gaya
tulisan bersudut sederhana. Maka inskripsi itu berbunyi “Allah, Muhammad” atau
kemungkinan lain “Demi Allah, Muhammad” yang memang sangat bersahaja.
Tulisan itu terbalik,
maka benda itu jelas sebuah cap. Namun oleh karena isinya dan oleh karena
inskripsi itu dapat juga dibaca (dari sisi atas) dalam urutan huruf yang
sebenarnya karena bahannya tembus-pandang, maka boleh diduga ia juga mempunyai
fungsi kedua sebagai jimat. Benda itu sejenis aji-aji yang biasa di bawa dalam
saku.
Menentukan masa dan
daerah asal benda itu sangat sulit dibandingkan bentuk sederhananya, atau
justru sangat sulit karena begitu sederhana. Penentuan masa sebuah cap umumnya
tidak mudah, dan lebih susah lagi, bahkan kadang kala mustahil, dalam hal cap
yang tidak ada linglungannya, seperti cap dari Lobu Tua itu. Boleh
dipertanyakan apakah seumur dengan situs tersebut. Sedangkan mengenai daerah
asalnya, dapat langsung dikatakan barang impor karena pembuatan kaca tidak
mempunyai tradisi lama di Indonesia.
Sifat teks yang sangat
sederhana tersebut mirip dengan isi cap-cap sebelum periode Mughal, bahkan
sebelum periode Saljuk, namun ini baru suatu petunjuk, bukan bukti. Bentuk
lonjong dan pinggir bawah berlekuk cukup umum pada periode tersebut. Sebenarnya
umum juga pada zaman modern tapi dengan ukuran biasanya lebih besar. Selain itu
dapat dikemukakan bahwa cap periode “klasik” dibuat terutama dari berbagai batu
permata, sedangkan cap dari kaca jarang ditemukan sebelum zaman modern, tetapi
di Indonesia boleh saja sebuah benda kaca lebih dipandang daripada batu
permata. Kata “Allah” sering ditulis
secara berhias dalam inskripsi Arab dan demikianlah halnya cap Lobu Tua ini,
namun kami tidak berhasil menemukan inskripsi yang serupa di antara sekitar
1500 cap dan jimat Islam kuno yang pernah kami pelajari. Mengenai tulisannya,
sejauh dapat dianalisa dalam inskripsi sesingkat itu dapat saja berasal dari
periode diatas, lebih tepat dari pertengahan keduanya.
Sebagai kesimpulan
pembahasan tersebut, cap Lobu Tua diperkirakan berasal dari abad ke-10-ke-11 M,
sedangkan daerah asalnya jelas harus dicari di luar Indonesia. Mengingat
berbagai hubungan niaga pelabuhan Barus pada masa yang bersangkutan, maka Iran
dan terutama Khurasan harus dipertimbangkan karena waktu itu kaca sudah lama
sekali dibuat di daerah tersebut.
Dengan demikian,
mungkin saja cap itu merupakan benda Islam yang tertua yang pernah ditemukan di
Indonesia, meskipun kita harus sangat hati-hati dalam hal ini. Sebagai benda
sederhana yang sulit lagi rumit interpretasinya, cap itu sesuai sekali dengan situs
penemuannya, dimana begitu banyak pertanyaan lain dari dulu tidak terjawab
(tetapi mudah-mudahan akan terpecahkan di masa depan).
Claude Guillot dan Ludvik Kalus, 2008
Laddy Lesmana, dkk (Penerj.)
Inskripsi Islam Tertua di Indonesia
Jakarta: KPG
bekerjasama dengan EFEO Indonesia dan Forum Jakarta-Prancis
Hlm: 33-36
PIANOQQ.NET adalah Agen Domino 99 Terpercaya yang hadir di tengah-tengah Anda untuk memberikan pengalaman taruhan poker, domino, aduq, bandarq, capsa susun, bandar poker, sakong Dan bandar66 online terbaik.
BalasHapusPIANOQQ.NET hadir dengan berbagai kelebihan seperti:
=> 1 ID bisa untuk main 8 Games (Poker, Domino 99, AduQ, BandarQ, Capsa Susun,Bandar Poker, Sakong Online Dan bandar66)
=> Pelayanan super top, cepat dan responsif serta sangat ramah
=> Bonus cashback 0.3 Setiap 5hari sekali
=> Bonus Referral 20%
=> Proses deposit dan withdraw secepat kilat
=> Langsung main tanpa perlu Install aplikasi
=> Dukungan aplikasi Android dan iOS
=> Menggunakan sistem keamanan terbaru, tanpa captcha, tanpa ribet
=> Support 5 Bank Populer Indonesia:
-> BCA
-> MANDIRI
-> BNI
-> BRI
-> DANAMON
=> Mudah menghubungi kontak:
BBM : DD359B84
WA : +85598921623
LINE : pianoqq88
IG : https://www.instagram.com/PianoQQ888/