Senin, 28 Januari 2013

Mengenal Epigrafi

Epigrafi adalah ilmu mengenai tulisan kuno yang dituliskan pada benda budaya yang berisikan angka maupun tulisan. Umumnya benda budaya yang dimaksud adalah prasasti (baik batu, logam, maupun tulang) ataupun pada dinding bangunan kuno, nisan, dan artefak lain.  Pengertian lain bisa lihat link ini: http://id.wikipedia.org/wiki/Epigrafi



Prof.Dr.Boechari

Kajian epigrafi sangat luas tidak hanya mencakup aksara kuno saja, melainkan hubungan antara prasasti dan raja pada waktu tertentu, kaitan antara prasasti dan benda budaya sezaman, kondisi ekonomi, sosial, religi, teknologi, pendidikan pada waktu tertentu. Benda-benda budaya (benda arkeologi) yang lebih menceritakan banyak hal bila ditambah dengan keterangan yang ada di dalam prasasti (khusus era sejarah). Hal tersebut menambah kuat keterkaitan antara epigrafi dan arkeologi.

Kajian utama Epigrafi adalah prasasti. Prasasti ialah benda budaya yang ditulisi angka ataupun aksara kuno. Menurut ahli Epigrafi Indonesia, Prof.Dr.Boechari, ialah sumber-sumber sejarah dari masa lampau yang tertulis di atas batu atau logam [1]. Tidak hanya sebatas mengkaji dan membaca prasasti saja, tugas epigraf meliputi kajian bentuk maupun bahan prasasti, hiasan prasasti, tahun dibuatnya prasasti, raja yang mengeluarkan prasasti, dan isi prasasti yang dapat mengkaji hubungan antara prasasti dengan benda maupun bangunan budaya lainnya.

Epigrafi bak detektif masa lampau yang berada di masa kini. Membuat benda budaya tersebut bercerita banyak tentang apa yang dikandungnya. Tentang bagaimana kehidupan masyarakat pada masa lampau, apa saja yang terjadi, agar dikemudian hari kita tidak menghadapi hal yang sama.Kita dapat mengambil banyak pelajaran dari masa lampau, karena sejarah ada bukan untuk dilupakan, namun sebagai kisah tentang jati diri bangsa serta pembelajaran kita dalam menghadapi persoalan hidup. 

Menurut Boechari, tugas ahli epigrafi sekarang ini tidak saja meneliti prasasti-prasasti yang belum diterbitkan, tetapi juga meneliti kembali prasasti-prasasti yang baru terbit dalam traskripsi sementara. Kemudian ia harus menerjemahkan prasasti-prasasti tersebut ke dalam bahasa modern sehingga sarjana-sarjana yang lain, terutama ahli-ahli sejarah dapat menggunakan keterangan-keterangan yang terkandung di dalam prasasti-prasasti itu [2].



Sumber:
[1]. Boechari,2012,Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti:hlm:4.Jakarta:KPG.
[2]. idem, hlm: 5.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar