Istilah Arkeologi-Epigrafi

A
Abhiseka: nama penobatan sebagai raja
Antefiks: unsur bangunan yang berfungsi sebagai hiasan bagian luar. Biasanya ditemukan pada bangunan candi yang berbentuk segitiga meruncing.
Arca: artefak berupa pahatan yang berbentuk mahkluk (manusia maupun hewan) yang dibuat secara 3 dimensi.
Artefak: semua benda yang dibuat dan diubah oleh manusia dari benda-benda alam.
Astadikpalaka: delapan dewa penjaga delapan penjuru mata angin.
Awatāra : wujud dewa di dunia.

antefiks

contoh artefak

arca


B
Beliung: alat batu atau logam mirip kapak yang digunakan secara horizontal untuk kegiatan membongkar tanah atau membelah batang kayu.
beliung persegi


C
Candi: bangunan suci agama Hindu atau Budha. Sebagai sebuah sistem, pada candi biasanya dapat ditemukan bangunan-bangunan seperti gapura, biara, bangunan perwara, bangunan induk, bangunan apit, pagar keliling dan arca penjaga pintu.
Caitra: bulan dalam penanggalan Jawa Hindu-Budha yang berlangsung pada sekitar bulan-bulan sesuai dengan Maret-April.
Cakravarttin: penguasa dunia atau pemutar roda dunia.
Candrasa: kapak upacara bertangkai terbuat dari perunggu.
Candrasengkala: sistem pertanggalan tahun yang dinyatakan dengan gambar, kalimat, atau huruf berdasarkan rumus tertentu. Umumnya bila kalimat, maka kata pertama adalah bagian akhir dari angka tahun, dan seterusnya. Nama lain, kronogram.
Citralekha: penulis prasasti.
candi

contoh candrasengkala gambar

citralekha

candrasa


D
Dwarapala: arca penjaga pintu atau gapura berwujud raksasa yang menyeramkan. Bermata melotot, mulut menyeringai, dan salah satu tangannya memegang gada.
dwarapala


E
Ekofak: komponen biota dan abiota yang tidak dibentuk ataupun diubah oleh manusia tetapi berhubungan langsung dengan aktivitas manusia.

F
Fitur: struktur atau sisa kegiatan manusia yang karena ukuran dan kondisinya, tidak dapat dipindahkan dan diangkat dari lingkungannya tanpa mengakibatkan rusak. Fitur dapat berupa bangunan, perbedaan rona pada tanah.
Fosil: organisme yang telah membantu, namun masih memperlihatkan ciri fisik aslinya. Proses pembentukan fosil disebut petrifikasi (menjadikan batu).
fosil


G
Gada: alat pemukul bertangkai dengan bagian atas yang membulat dan lebih berat dibandingkan bagian pangkalnya.
Grog: temper yang terbuat dari bahan keramik, biasanya ditumbuk atau dipecah-pecahkan dari keramik yang tidak dipakai lagi atau sudah merupakan limbah. Bahan campurannya berupa batu kerikil, pecahan karang atau pecahan cangkang. nama khusus untuk kpecahan keramik tembikar disebut kereweng.
gada


I
In situ: ditemukan di lokasi asalnya.

J
Jayapatra: berarti lembaran kemenangan, teks sebuah keputusan pengadilan yang oleh pihak yang menang disuruh pahatkan, agar kemudian dapat dikemukakannya sebagai bukti haknya sah.
Jug: wadah penyimpanan air berbadan tinggi dan melebar, berleher pendek, bermulut besar dan bertangkai. Umumnya tidak memiliki corot dan ukuran dasarnya lebih lebar dari pada kepala.
jug


K
Kala: hiasan berbentuk kepala raksasa dengan ekspresi menakutkan: mata melotot, gigi bertaring, mulut menyeringai lebar, terkadang terlihat rambutnya yang berombak. 
Kendi: wadah penyimpanan air minum. Memiliki badan yang membulat dengan leher relatif tinggi sebagai pegangan sekaligus berfungsi sebagai saluran air. Bagian dasar kendi rata, baik yang membentuk kaki maupun tidak. Pada umumnya kendi terbuat dari keramik.
Keramik: semua benda yang terbuat dari tanah liat bakar.
kendi

kepala kala

L
Lukisan dinding: lukisan yang dibuat pada permukaan dinding tebing atau bangunan. Sering ditemukan pada ceruk, gua, tebing atau ruang-ruang di dalam kuburan dan gedung. Bentuk yang digambarkan biasanya manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, lambang, bentuk abstrak, pemandangan atau benda-benda tertentu. Lukisan pada dinding gua disebut lukisan gua (rock art) dan pada dinding bangunan disebut mural.
Lintel: batang kayu atau blok batu yang terletak di bagian atas pintu. Pada bangunan candi biasanya berupa relief yang ditempatkan di bagian atas pintu atau penampil bangunan candi.
Lingga: lambang dewa Siwa berupa kemaluan pria (phallus).

lingga (atas) dan yoni (bawah)

mural

lintel 

rock art (lukisan gua masa prasejarah)


M
Makara: hiasan berbentuk ikan berkepala gajah .

Maṅilala dṛwyahaji: petugas kerajaan yang menerima gaji dari raja.
Masambyawāhara: ketetapan baru tentang peraturan perdagangan.

Menhir: batu tegak  yang merupakan objek pemujaan.
Megalit: batu-batu berukuran besar yang digunakan atau dibuat oleh manusia untuk kepentingan pemujaan tradisi Megalitik. 
Mihrab: komponen bangunan berupa penampil atau relung di masjid yang menghadap kiblat.
Moko: nekara kecil dan bertubuh ramping ditemukan banyak di wilayah Indonesia timur. 
Mosaik: atau mozaic berupa hiasan bidang yang tersusun dari kepingan-kepingan batu, kaca, atau keramik berwarna yang membentuk susunan atau pola tertentu.

Muhūrtta: unit waktu (48 menit, ada 30 dalam satu periode 24 jam).
Mumi: jasad manusia atau hewan yang diawetkan sehingga masih memperlihatkan bentuk aslinya tanpa mengalami kerusakan atau pembusukan. Proses membuat mumi disebut mumifikasi. Umumnya diproses melalui pembalsaman, pengasapan, pembekuan,pengeringan yang dimaksudkan untuk mengeluarkan cairan tubuh. Ataupula pada rawa gambut yang sepanjang tahun tergenang air dan memiliki tingkat keasaman (pH) rata-rata sehingga tidak memungkinkan hidupnya bakteri pengurai. 

makara

moko

menhir

megalit

mumi rawa, Tollund man

mihrab

mosaik

N
Naskah: karya tulis yang tidak diterbitkan atau belum diterbitkan. Media yang digunakan umumnya kertas, kayu, kulit, daun, tanduk, tulang atau bambu.
Nekara: gendang besar terbuat dari perunggu dengan bidang pukul lebar dan berpinggang langsing. Digunakan dalam upacara untuk meminta hujan.

nekara


P
Petirtaan: bangunan sejenis kolam pemandian atau mata air yang dianggap sakral.
Porselen: bahan keramik yang terbaik. Umumnya berwarna putih karena banyak mengandung kaolin. Dibakar pada suhu lebih tinggi dibandingkan dengan stoneware, yaitu 1300 derajat C, sehingga tingkat kebeningan dan memiliki sifat kedap air.
Pralaya: masa kehancuran pada saat berakhirnya zaman Kaliyuga.
Prasasti: benda bertulis berisikan pesan , keputusan atau pernyataan. Umumnya terbuat dari batu, kayu atau logam dengan cara di ukir atau pahat. 
Punden: bangunan berundak yang terdiri dari sejumlah inti disusun bertingkat meninggi keatas. Bangunan ini ada sejak masa prasejarah masa Megalitik.



porselen

petirtaan


punden berundak


R

Rāśi: dua belas tanda zodiak dalam Sansekerta dan Jawa Kuna.

Recto: bagian sisi depan dari prasasti
Rokset: hiasan kelopak bunga di puncak prasasti

S
Sīma : sebidang tanah yang bebeas dari pajak dan kewajiban-kewajiban lain.
Situs: sebidang tanah yang mengandung atau diduga mengandung tinggalan purbakala.
Stele: bentuk prasasti batu yang berpuncak runcing.
Stoneware: atau berbahan batuan, berwarna agak keabuan. memiliki sifat keras karena dibakar pada suhu lebih dari 1200 derajat C, bila pecah dapat menghasilkan pecahan dengan tepian tajam. 
Stupa: bangunan atau bagian dari bangunan suci agama Buddha. 
Stupika: replika stupa berukuran kecil. Terbuat dari tanah yang tidak dibakar dan memiliki sebuah prasasti berisi mantra Buddha ataupun naskah dibagian dalam.
Struktur: susunan yang berpola, lazim dihubungkan dengan bangunan. 

situs, Gunung Padang

stupika

stupa

struktur
stoneware


T
Tembikar: atau gerabah, terbuat dari tanah liat biasa, pada umumnya agak lunak karena hanya dibakar pada suhu 500-800 derajat C sehingga mudah pecah. memiliki sifat menyerap air. 
Temper: bahan pembuatan gerabah yang bukan berasal dari tanah liat, namun berupa sekam, jerami, rumput, potongan kayu, pasir,dll. 

tembikar

U
Umpak: landasan peyangga tiang bangunan terbuat dari batu atau susunan bata.

V
Verso: bagian sisi belakang dari prasasti.

W
Wajra: alat upacara yang terbuat dari logam, bertangkai pendek dengan salah satu atau kedua ujungnya memiliki hiasan menyerupai kelopak bunga yang meruncing. melambangkan kilat dan digunakan pada penganut Buddha Mahayana.

Wargga kilalān: warga yang dikenakan pajak (para orang asing dan profesional)
Waruga: sejenis peti kubur yang ditanam dalam posisi tegak. Bentuknya menyerupai kotak dengan tutup berbentuk limas. 
waruga


Y
Yoni: landasan lingga berbentuk kemaluan wanita (vagina). Pada permukaan yoni terdapat lubang berbentuk segi empat tempat meletakkan lingga yang kemudian terdapat cerat melalui sebuah saluran air sempit. 
yoni


Tidak ada komentar:

Posting Komentar